Baru 40 hari tak hujan, sejumlah wilayah di Sumatera Selatan mulai merasakan kekeringan. Sementara kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus mengancam.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengungkapkan, wilayah yang mulai kekeringan beberapa besar berada di perairan, laksana Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Ogan Ilir. Biasanya masyarakat setempat memakai air sungai untuk keperluan sehari-harinya, sekarang sudah kendala mendapatkan air, lagipula air bersih.
"Baru sebulan lebih tidak hujan, telah ada sejumlah daerah yang mulai kering, sungai-sungai telah surut," ungkap Deru, Selasa (27/8).
Untuk air yang tersedia, kata dia, melulu untuk mandi, cuci dan kakus. Sementara air minum mesti melakukan pembelian atau memungut dari tempat-tempat penampungan air.
"Sekarang bermukim masyarakat saja, usahakan lebih irit air, gunakan seadanya dan seperlunya," imbaunya.
Berdasarkan keterangan dari dia, situasi kering dominan besar pada karhutla. Apalagi, kebakaran yang sudah terjadi mayoritas diakibatkan faktor manusia.
"Lahan telah kering diperbanyak ulah manusia, mesti benar-benar dijaga," ujarnya.
Deru berujar, oknum-oknum pembakar lahan seharusnya memahami dengan beban berat kesebelasan satgas dalam memadamkan kebakaran. Mereka berusaha meninggalkan keluarga sebab bertugas memadamkan api.
"Satgas terus bergerak, menangkal terjadinya kebakaran dan memadamkan andai ada api," pungkasnya
Belum 24 Jam Shalat Istisqo Digelar Serentak di Sumsel, Sebagian Wilayah Palembang Turun Hujan
Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru dan warga mengerjakan Sholat Istisqo di halaman Griya Agung Palembang, Selasa (27/8/2019).
Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
Belum 24 Jam Shalat Istisqo Digelar Serentak di Sumsel, Sebagian Wilayah Palembang Turun Hujan
Belum 24 jam pengamalan Sholat Istisqo dilangsungkan serentak di 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumsel, namun sejumlah titik wilayah di Kota Palembang terutama kembali disiram hujan dengan intensitas curah hujan yang berbeda-beda.
Seperti di Kawasan Sukarami, Perumnas, dan Demang Lebar Daun.
"Iya di Sukarami lokasi saya hujannya deras, Alhamdulillah sesudah berhari-hari tidak hujan kesudahannya yah. Cuacanya jadi lebih adem dan segar bukan lagi bau debu," ujar Puspita, Warga Sukarami.
Sebelumnya, ribuan penduduk Sumatra Selatan mengekor salat istisqo di Griya Agung Palembang, Selasa (27/8/2019) pukul 08.30 WIB. Hal tersebut sebagai format syukur untuk Allah, pun sebagai destinasi meminta supaya turun hujan di bumi Sriwijaya.
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, ketika ini tercatat telah 41 hari tanpa hujan di distrik Sumatra Selatan.
Akibatnya, urusan tersebut membuat wilayah ini paling rentan dengan kebakaran hutan dan lahan.
“Hari ini seluruh pihak, baik di tingkat pemerintah kabupaten/kota, TNI dan Polri mengerjakan salat istisqa, guna di lingkungan Pemprov Sumsel anda fokuskan di Griya Agung, Pangdam dan Kapolda pun menggelar salat istisqa hari ini di markas mereka masing-masing,” jelasnya
Ia mengatakan, salat istisqo adalahupaya berserah diri pada Allah dengan destinasi meminta hujan. Apalagi, ketika ini telah 40 hari tidak turun hujan.
“Tidak ada dalil untuk sombong, lagi pula sudah 40 hari tanpa hujan. Upaya kita telah maksimal guna tangani karhutla. Upaya konvensional sampai menggunakan teknologi telah dilakukan, mulai dari pemadaman dengan karung goni sampai water bombing,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi Dan Informasi BMKG Sultan Mahmud Badaruddin II, Bambang Beni Setiadji menjelaskan, Seiring melemahnya atau hilangnya Badai Tropis Bailu dan transisi ke badai tropis selanjutnya, seringkali ada perlambatan massa udara yg lumayan dan sirkulasi eddy (pusaran udara) di distrik selat Karimata yang menyerahkan potensi hujan di distrik sumsel khususnya dua hari terakhir.
"Keadaan bakal kembali normal musim kemarau dan pulang kering (minim potensi hujan) kelak 28 Agustus 2019," jelasnya