LEGENDA PUSER BUMI, SYECH NURJATI

Cerita yang tersiar sejak lama berasal dari mulut ke mulut mengisahkan sebuah daerah di Cirebon, Jawa Barat. 

Namanya Puser Bumi yang berlokasi di Kecamatan Gunung Jati. Tempat ini syarat akan kisah legenda yang amat penomenal. Terlebih, di daerah itu juga banyak ulama besar belajar agama kepada Syekh Datuk Kahfi. Diantaranya layaknya Syekh Syarif Hidayatullah, Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar. 

Selain itu Dewi Rara Santang dan Pangerang Walangsungsang yang merupakan anak-anak berasal dari Raja Sunda Prabu Siliwangi, juga belajar pengetahuan agama kepada Syekh Datuk Kahfi di daerah tersebut.

Menurut cerita Cirebon, konon awalnya Puser Bumi merupakan hutan rimba yang paling angker di Pulau Jawa. Tempatnya, dikelilingi rawa yang membanjir, dan juga disekitarnya banyak ditumbuhi pepohonan besar dan semak belukar yang lebat.

Puser Bumi itu bermula berasal dari kisah seorang pertapa sakti bernama Pendeta Bageral Banjir. Dia melaksanakan tapanya di Gunung Ciremai untuk mendapatkan pengetahuan Wijihing Srandil dan kesempurnaan hidup.



Setelah sepanjang lima belas th. Pendeta Bageral Banjir itu bertapa, akhirnya keinginannya dikabulkan oleh Sanghyang Maha Tunggal. Bersamaan bersama dengan Raga Sukma, pengetahuan Wijihing Srandil merasuk ke tubuh Pendeta Bageral Banjir. 

Sang Pendeta langsung merasakan tubuhnya menggigil kedinginan, dan akhirnya pingsan tak sadarkan diri.

Saat tak sadarkan diri, Gunung Ciremai yang menjadi daerah ia bertapa tiba-tiba meletus dahsyat. Puncak Gunung Ciremai itu ambrol, terlepas, terpental melesat jauh ke angkasa dan akhirnya jatuh ke laut. Puncak Gunung Ciremai itu terombang-ambing di perairan laksana perahu dihantam ombak badai.

Sedangkan tubuh Pendeta Bageral Banjir hilang tanpa bekas, layaknya ubah ke dimensi lain. Setelah sekian ratus th. berlalu, Puncak Gunung Ciremai tetap terombang-ambing di laut.

Saat itulah, tiba seseorang yang dipercayai sebagai Syekh Datuk Kahfi ke puncak gunung yang terombang-ambing itu. 

Dia memperhatikan bersama dengan seksama, sesudah itu sangat percaya bahwa daerah inilah yang dicarinya. Itulah petilasan daerah bertapa Pendeta Bageral Banjir. Segera sang Syekh tersebut menuntaskan tapa yang dulu ditunaikan Sang Pendeta.

Ajaibanya, berasal dari daerah duduk tersebut terpancar sinar berasal dari didalam bumi, menghadap permukaan tanah Pulau Jawa. Sinar itu menyoroti tempatnya duduk, dan berpendar ke seantero jagat. 

Puncak gunung yang pada awalnya terombang-ambing di tengah laut, mendadak diam dan berubah menjadi tanah (daratan) biasa. Itulah Puser Bumi Gunung Jati Cirebon, yang menjadi daerah duduk Syekh Datuk Kahfi.

Karena sinarnya yang keluar berasal dari Puser Bumi itu terpancar ke seantero jagat, maka Syekh Datuk Kahfi dikenal juga bersama dengan sebutan Syekh Nurul Jati atau Syekh Nurjati (Nur Ingkang Sejati).