Satu-satunya orang empunya semburan berbisa di Indonesia
Ternyata kiat melempar jarum dengan mulut serupa para ninja ini hanya dipunyai oleh Djoni Liem seorang saja. Dia mengatakan, bila kemampuan uniknya ini diajar sejak usia 6 tahun belajar dari rekan kakeknya, dan sampai usia 82 tahun masih digunakan. Uniknya, meskipun sudah memasuki usia senja, siapa sangka bila Djonie Liem masih dapat menembakkan jarum beracun dari mulut dalam jangkuan puluhan meter dan tepat sasaran.
Djoni Liem menyatakan sangat terbantu lagipula saat dulu membela Indonesia melawan penjajah, sebelum semua pasukan lawan bersiap dengan senjatanya, Djonie Liem telah menembakkan jarum beracunnya. Entah beliau mewariskan kemampuannya tersebut atau tidak, tetapi yang pasti melulu dia seorang yang memilikinya. Namun informasinya teknik ini diajarkan pada satuan Ipam (Intai Amfibi Korps Marinir), tetapi sangat jarang diperlihatkan di media.
Ternyata di negara asalnya, kiat ini telah punah semenjak dulu kala
Tidak sembarangan Djoni Liem mendapatkan keterampilan unik ini, dia berlatih dan belajar sekitar bertahun-tahun. Usut punya usut, ketika kedatangan beberapa berpengalaman bela diri dari sana, Djoni Liem sempat menanyakan tentang teknik lempar jarum yang dia miliki itu.
Teknik semburan Djoni Liem
Namun siapa sangka, urusan mengejutkan diungkap oleh berpengalaman bela diri itu, bahwa keterampilan seperti Djoni Liem ini terakhir didatangi pada masa Dinasti Ming. Hal ini membuktikan, bila mungkin melulu Djoni Liem lah satu-satunya orang di dunia yang memiliki keterampilan lempar jarum berbisa dari mulut. Sebuah Prestasi untuk Indonesia.
Salah satu perwira tangguh di masa mudanya
Siapa sangka di masa muda beliau, Djonie Liem ternyata pun seorang pejuang yang tangguh. Buktinya ketika operasi Dwikora dilaksanakan, Djonie Liem dengan sukarela bergabung dengan pasukan ABRI guna membela Indonesia. Akhirnya dirinya dikirim ke negeri jiran untuk mengerjakan operasi khusus. Sayang di sana Djonie Liem sempat kelaparan dan mesti bermukim di hutan sampai berhari-hari. Nahas nya lagi, kakek veteran tersebut juga harus diciduk oleh semua pasukan Malaysia.
Tiga tahun di negeri orang, sampai ada keputusan dari setiap negara untuk melepaskan para tawanan. Dari 25 orang kumpulan Djonie Liem, melulu empat yang kembali ke Indonesia, tergolong dirinya sendiri. Salut deh dengan kakek veteran yang satu ini, dulunya prajurit tangguh.
Di masa tua, Djonie Liem hidup bersahaja dan sederhana
Meskipun anda tahu tentang keterampilan dan prestasi hebat sang veteran ini, namun bagaimana keadaannya di masa tua ya? Ternyata Djonie Liem masih terbilang makmur, dia menerima tunjangan selama dua juta per bulannya guna memenuhi keperluan sehari-hari.
Veteran ini pun masih sehat dan rutin mengerjakan olahraga kendati masih terdapat proyektil yang sampai ketika ini bersarang di dekat pinggulnya. Ya, meskipun begitu, rupanya Djonie Liem sama sekali tidak menyesal membela tanah air, sebab memang merah putih terdapat di hatinya.
Dari kakek hebat yang satu ini anda belajar bagaimana kerinduan pada bangsa Indonesia mesti diutamakan. Bahkan setelah melalui penderitaan panjang di Malaysia, tetap saja bumi pertiwi jadi nomor satu. Kita generasi muda jangan kalah, dengan menjunjung tinggi persatuan dalam negeri.
Ternyata kiat melempar jarum dengan mulut serupa para ninja ini hanya dipunyai oleh Djoni Liem seorang saja. Dia mengatakan, bila kemampuan uniknya ini diajar sejak usia 6 tahun belajar dari rekan kakeknya, dan sampai usia 82 tahun masih digunakan. Uniknya, meskipun sudah memasuki usia senja, siapa sangka bila Djonie Liem masih dapat menembakkan jarum beracun dari mulut dalam jangkuan puluhan meter dan tepat sasaran.
Djoni Liem menyatakan sangat terbantu lagipula saat dulu membela Indonesia melawan penjajah, sebelum semua pasukan lawan bersiap dengan senjatanya, Djonie Liem telah menembakkan jarum beracunnya. Entah beliau mewariskan kemampuannya tersebut atau tidak, tetapi yang pasti melulu dia seorang yang memilikinya. Namun informasinya teknik ini diajarkan pada satuan Ipam (Intai Amfibi Korps Marinir), tetapi sangat jarang diperlihatkan di media.
Ternyata di negara asalnya, kiat ini telah punah semenjak dulu kala
Tidak sembarangan Djoni Liem mendapatkan keterampilan unik ini, dia berlatih dan belajar sekitar bertahun-tahun. Usut punya usut, ketika kedatangan beberapa berpengalaman bela diri dari sana, Djoni Liem sempat menanyakan tentang teknik lempar jarum yang dia miliki itu.
Teknik semburan Djoni Liem
Namun siapa sangka, urusan mengejutkan diungkap oleh berpengalaman bela diri itu, bahwa keterampilan seperti Djoni Liem ini terakhir didatangi pada masa Dinasti Ming. Hal ini membuktikan, bila mungkin melulu Djoni Liem lah satu-satunya orang di dunia yang memiliki keterampilan lempar jarum berbisa dari mulut. Sebuah Prestasi untuk Indonesia.
Salah satu perwira tangguh di masa mudanya
Siapa sangka di masa muda beliau, Djonie Liem ternyata pun seorang pejuang yang tangguh. Buktinya ketika operasi Dwikora dilaksanakan, Djonie Liem dengan sukarela bergabung dengan pasukan ABRI guna membela Indonesia. Akhirnya dirinya dikirim ke negeri jiran untuk mengerjakan operasi khusus. Sayang di sana Djonie Liem sempat kelaparan dan mesti bermukim di hutan sampai berhari-hari. Nahas nya lagi, kakek veteran tersebut juga harus diciduk oleh semua pasukan Malaysia.
Tiga tahun di negeri orang, sampai ada keputusan dari setiap negara untuk melepaskan para tawanan. Dari 25 orang kumpulan Djonie Liem, melulu empat yang kembali ke Indonesia, tergolong dirinya sendiri. Salut deh dengan kakek veteran yang satu ini, dulunya prajurit tangguh.
Di masa tua, Djonie Liem hidup bersahaja dan sederhana
Meskipun anda tahu tentang keterampilan dan prestasi hebat sang veteran ini, namun bagaimana keadaannya di masa tua ya? Ternyata Djonie Liem masih terbilang makmur, dia menerima tunjangan selama dua juta per bulannya guna memenuhi keperluan sehari-hari.
Veteran ini pun masih sehat dan rutin mengerjakan olahraga kendati masih terdapat proyektil yang sampai ketika ini bersarang di dekat pinggulnya. Ya, meskipun begitu, rupanya Djonie Liem sama sekali tidak menyesal membela tanah air, sebab memang merah putih terdapat di hatinya.
Dari kakek hebat yang satu ini anda belajar bagaimana kerinduan pada bangsa Indonesia mesti diutamakan. Bahkan setelah melalui penderitaan panjang di Malaysia, tetap saja bumi pertiwi jadi nomor satu. Kita generasi muda jangan kalah, dengan menjunjung tinggi persatuan dalam negeri.